Pemimpin Yang Adil

/ Sabtu, 03 Mei 2014 /


Diceritakan, bahwa suatu hari, salah satu pembesar dari kekaisaran Romawi mengirimkan utusan kepada khalifah Umar bin Khattab radliyallahu’anh. Pembesar tersebut mengirimkan utusan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya keadaan juga perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh khalifah Umar bin Khattab secara langsung.

Ketika utusan tersebut sampai di kota Madinah, ia bertanya kepada salah seorang penduduknya; “Di mana saya bisa menemui raja kalian?”.


Mendapat pertanyaan demikan, para penduduk Madinah menjawab; “Kami tidak memiliki raja, tetapi kami memiliki seorang pemimpin yang saat ini sedang bepergian di pinggiran kota Madinah.”

Mendapat jawaban demikian, utusan dari pembesar kekaisaran Romawi tersebut segera pergi mencari Khalifah Umar di tempat yang telah di tunjukkan kepadanya.

Tiba-tiba di pinggiran kota Madinah, ia mendapati seorang laki-laki yang sangat tampak berwibawa sedang tidur di bawah terik matahari, beralaskan tanah, di atas pasir yang cukup panas. Laki-laki tersebut menggunakan kantong air minumnya sebagai bantal, dan karena saking panasnya, keringatnya mengalir membasahi tanah yang beliau gunakan sebagai tempat tidur.

Utusan itu sangat yakin, inilah laki-laki yang merupakan seorang pemimpin besar sekaligus yang ia ingin temui yaitu khalifah umar bin Khattab radliyallahu’anh.

Ketika melihat khalifah Umar bin Khattab dalam keadaan demikian, tiba-tiba muncul rasa hormat luar biasa dalam hati utusan tersebut lalu berkata;

“Seorang laki-laki yang seluruh raja di muka bumi tidak dapat berdiri dengan tegak sebab kewibawaannya, sedang dalam kondisi demikian?!!. Tetapi engkau wahai Umar, engkau adalah pemimpin yang telah berlaku adil, maka engkau merasa nyaman dan bisa tidur dengan nyenyak.”

“Sedangkan raja kami, ia melakukan penganiayaan, maka tidak henti-hentinya ia tidak bisa tidur karena selalu dihinggapi rasa takut”.

“Aku bersaksi, bahwa agama kalianlah agama yang benar, seandainya aku tidak datang kepadamu sebagai seorang utusan, maka sungguh aku akan masuk Islam di hadapanmu. Tetapi aku akan kembali lagi kepadamu setelah tugasku ini selesai, untuk masuk Islam.”

Disadur dari kitab at-Tibr al-Masbuk fi Nashihah al-Muluk karya al-Imam al-Ghazali rahimahullah

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 @Kripul_, All rights reserved
Design by Ipoel. Powered by Blogger